Potensi Ekonomi Baru Kota Palu Sulawesi Tengah
Oleh : Dr. Syafruddin *)
SUMBER Daya Genetik (SDG) atau plasma nutfah merupakan sumber daya dan aset berharga serta bernilai ekonomi tinggi apabila dimanfaatkan secara bailk dan optimal. Saat ini, SDG atau plasma nutfah Indonesia termasuk Sulawesi Tengah menghadapi ancaman kepunahan akbibat pembangunan yang tidak mengikuti kaidah konsevasi dan ekologi.
Letak geografis Sulawesi Tengah yang berada lintas khatulistiwa dengan keragaman agroekosistem menyebabkan wilayah ini memiliki berbagai SDG dan plasma nutfah baik yang ada dilaut maupun di daratan. Sebagian besar telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat secara tutun temurun. Posisi strategis lainnya, bahwa Sulawesi Tengah berada pada pelintasan perekonomian Sulawesi dan beberapa daerah di kawasan timur Indonesia, serta berhadapan langsung dengan Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur, sehingga sangat potensil untuk pengembangan ekonomi dari berbagai komoditi pertanian.
Keragaman SDG dan Plasma Nutfa terutama buah-buahan, seperti durian, manggis dan pisang, merupakan potensi yang harus dimanfaatkan dan dioptimalkan Pemda Supawesi Tengah. Hingga saat ini masih banyak SDG dan plasma nutfah baik yang telah dibudidayakan, oleh masyarakat maupun yang tumbuh secara liar, namun belum teridentifikasi dan terdaftar sebagai asset daerah.
Pisang Ranta merupakan salah satu SDG dan plasma nutfa Sulawesi Tengah, khusunya Kota Palu yang mengandung gizi dan vitamin serta rasanya enak, manis dan pulem. Gurih dan mengandung gizi serta bernilai ekonomi dapat disematkan pada pisang lokal Ranta kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah.
Pisang Ranta, adalah pisang lokal yang bernilai ekonomi tinggi, serta dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik diwilayah pegunungan Gawalise, keluarahan Buluri Kecamatan Ulujadi, sehingga dapat menjadi potensi ekonomi baru Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah.
Peneliti SDG dan plasma nutfa di Sulawesi Tengah termasuk tim peneliti BPTP telah melakukan kajian dan identifikasi, namun baru sebagian kecil dari SDG dan plasma nutfah yang telah diidentifikasi dan dikarakterisasi yang meliputi tanaman pangan (padi gogo, padi tolerans salinitas, jagung lokal Sigi), tanaman hortikultura (bawang goreng, pisang lokal, bawang putih palasa) serta telah diajukan pendaftarannya pada pusat pendaftaran varietas tanaman dan perizinan pertanian (PPVT-PP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan sebagian besar telah keluar tanda daftarnya, namun hingga saat ini, dari sekian banyak plasma nutfa tersebut belum yang dilepas secara Nasional, sehingga tidak berdampak pada pendapatan petani dan perekonomian daerah.
Syarat Tumbuh
Tanaman Pisang tergolong tanaman Iklim Tropis, sehingga dapat tumbuh dengan sangat baik Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 10–1200 meter dari permukaan laut, suhu 25–35 derajat Celsius dengan curah hujan 1.000 mm – 2.000 mm per tahun. Sama halnya dengan tanaman lainnya, tanaman Pisang membutuhkan tahah yang gembur, dan sehat, kandungan hara tinggi, pH sedang hingga netral dan kandungan bahan organik yang tinggi. Dari syarat tumbuh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tanaman Pisang dapat tumbuh dan berkembangan dengan baik di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
Potensi dan Manfaat Pisang
Salah satu plasma nutfa Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu yang belum terdaftar dan teridentifikasi adalah pisang lokal Ranta. Di sisi lain, pisang ini mempunyai peran sangat penting terhadap kesehatan dan bernilai ekonomi tinggi, mempunyai rasa yang manis dan pulem sehingga disukai oleh masyarakat. Semua bagian pohon pisang dapat digunakan mulai dari buahnya, daun, pelepah, bahkan tunasnya. Buah ini juga mengandung nutrisi cukup baik dan lengkap untuk kesehatan. Rutin mengkonsumsi buah pisang sebagai hidangan untuk sarapan atau camilan agar badan tetap sehat dan bugar.
Kandungan nutrisi yang ada pada buah Pisang antara lain: mengandung serat yang tinggi, sumber potasium, vitamin A, C, dan B6, hingga antioksidan. Selain itu, buah ini juga mengandung mineral seperti folat, niasin, tembaga, dan magnesium. Jika dibanding dengan buah apel, buah pisang memiliki lebih dari dua kali lipat karbohidrat, dan lima kali lipat vitamin A. Dengan adanya kandungan sedemikan lengkap, menyebabkan buah pisang sangat bermanfaat terhadap kesehatan, diantaranya 1. Menjaga kesehatan jantung dan kanker, 2. Meningkatakan kesehatan pencernaan, 3. Mengontrol berat badan, 4. Menurunkan risiko peradangan kronis, 5. Meningkatkan kesehatan ginjal, 6. Membantu pemulihan atau menambah energi, 7. Membantu proses pemulihan luka, 8. Meningkatkan kesuburan pria, 9. Menjaga kesehatan mata dan mencegah anemia serta sebagai sumber energi.
Ada beberapa jenis pisang yang dapat berfungsi sebagai bahan makanan fungsional baik orang dewasa maupun bayi. Yang tidak kalah pentingnya adalah pisang dapat menjadi “mood food”. Pisang dapat membuat orang merasa senang, karena tanaman ini dapat mendorong pembentukan hormone serotonin dalam otak. Hormon ini menyebabkan timbulnya perasaan senang.
Strategi Pengembangan
Salah satu cara untuk melestarikan dan pengembangan sumber daya genetik lokal adalah melalui pendaftaran dan pelepasan varietas tanaman. Pendaftaran dan pelepasan varietas diajukan ke PPVT-PP Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2021, pendaftaran dan pelepasan varietas meliputi beberapa tahapan, diantaranya mengumpulkan data mengenai varietas Lokal yang akan didaftar dan dilepas, lalu dilanjutkan dengan permohonan pelepasan varietas, kemudian ditindaklanjuti oleh tim pelepas varietas.
Untuk melestarikan dan mendapatkan manfaat pisang lokal Ranta sebagai SDG dan plasma nutfa Kota Palu, maka Pemerintah Kota Palu, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu, menggandeng peneliti senior dari Pusat Riset Tanaman Hortikultura Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan Identifikasi dan karakterisasi pisang lokal Ranta yang selanjutkan akan didaftarkan dan dilepas sebagai sumberdaya genetik dan varietas unggul nasional di PPVT-PP Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Sesuai rencana dan target dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota, pisang lokal ranta tersebut, akan dilepas pada tahun 2025. Tim BRIN yang dikomandani oleh Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Hortikultura Dr. Ir. Saidah, MP, didampingi Peneliti Ahli Utama dari Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Bersama Penyuluh Pertanian setempat Abd Wahid, SP, Kordinator BPP Duyu, Kecamatan Tatanga Kota Palu (Rifai Tjaera, SP dan Kasih Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kota Palu (Ibu Rahma, SP) serta petani pisang lokal Ranta dan kelompok tani loka tolare, Dusun Salena Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah.
*) Penulis adalah Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Tanaman Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).