PALU – Bermodal video klip yang diseleksi secara online, Grup Polelea Sigi, berhasil mengklaim satu slot di panggung Kompetisi Musik Anak Komunitas yang digelar oleh Kemenparkeraf RI, pada 30 Juni 2022 di Jakarta.
Grup Polelea Sigi, Sulawesi Tengah, memastikan diri menjadi salah satu kontestan di ajang musik komunitas bersama 15 grup dari seluruh Indonesia yang berhasil lolos seleksi.
Seperti halnya Culture Project, sebelum tampil di Java Jazz 2022, terlebih dahulu menggelar konser pamitan di Raego Cafe. Polelea Sigi juga melakukan hal yang sama.
Bertempat di Culture Forum Raego Cafe malam tadi, 28 Juni 2022, Polelea Sigi unjuk kebolehan membawakan lagu berjudul, Eksotisme Negeri Seribu Megalit. Lagu gubahan Akbar, bercerita tentang eksotisme bentang alam Behoa yang di atasnya berserakan megalit – yang mengilhami lagu ini.
Di depan, 40-an pengunjung Culture Forum Raego Cafe, empat personelnya, Buyung (Palu), Nunung dan Rendi (Sigi) serta Rohan dari Donggala, membawakan lagu yang sarat makna dan pesan kebajikan itu sebanyak dua kali.
Keempat personelnya akan mengenakan kostum adat Kulawi yang terbuat dari kulit kayu. Baju adat Kulawi sendiri terdiri dari blouse atasan dan rok bawahan yang digunakan satu stel sebagai satu kesatuan busana adat. Bagian atas atau blouse disebut dengan Halili. Halili merupakan pakaian kebesaran masyarakat Kulawi. Untuk bagian bawah rok baju adat Kulawi disebut dengan Topii.
Sedangkan, Polele sendiri berarti, Posiromu Lore Lembah. Artinya sebuah titian untuk yg menyatukan masyarakat, kelompok, maupun individu dari Lore (ketinggian) dan lemba (lembah).
Usai membawakan lagu Eksotisme Negeri Seribu Megalit, semua yang terlibat di balik layar dimintai testimoni. Mulai dari pencipta lagu, koreografi hingga aransemen lagu. Harapan tinggi disematkan pada empat personel Polelea Sigi. Polelea sendiri seperti yang diungkapkan Akbar, adalah komunitas masyarakat yang berada di ketinggian dan lembah.
Menurut Akbar, di panggung Kompetisi Musik Anak Komunitas, nyanyian mereka tak sekadar barisan lirik dengan iringan alat musik tradisional. Tapi lebih ada suara komunitas yang menyuarakan tentang, alam dan kehidupan dimana komunitas Polelea selama ini menjalani kehidupannya.
Penulis : Afandi
Penyunting : Adiatma