Pengaspalan Jalan Momunu-Air Terang Buol Gunakan Meterial Tidak Berkualitas

33
PENGASPALAN : Poros jalan Momunu-Air Terang sedang dilakukan pengaspalan. Menggunakan batu kerikil tidak layak pakai. (FOTO: ISTIMEWA/KABAR68).

BUOL-Pekerjaan rekonstruksi jalan Momunu-Air Terang yang dikerjakan oleh PT Wahana Cipta Lestari (PT WCL), sepanjang 10 kilometer tahun 2022 sampai dengan 2024 disoroti.

Sebuah sumber media ini menyebutkan, pekerjaan rekonstruksi jalan yang saat ini dalam tahapan pengaspalan diduga kuat menggunakan material lokalan yang dinilai tidak memenuhi standar kualitas terutama dalam hal penggunaan hamparan material LPA pada permukaan badan jalan yang diaspal.

Material LPA berupa batu utuh yang telah dihampar pada permukaan badan jalan yang akan diaspal itu umumnya diambil dari sungai di Desa Air Terang.

” Jadi material LPA yang digunakan itu diduga adalah meterial yang mereka olah sendiri di lokasi, yang kandungan tanahnya cukup tinggi. Kemungkinannya material LPA yang mereka hampar pada permukaan jalan itu bukan batu pecah berkualitas asal Kota Palu, tetapi hanya bebatuan kerikil lokalan, ” sebut sumber itu.

Dikatakannya, penggunaan material yang dihampar untuk LPA, tampaknya sangat jelas materil batu yang diambil dari sungai Air Terang itu kandungan tanahnya besar. Bahkan menurutnya batu meterial itu juga dinilai kualitasnya sangat tidak layak untuk LPB.

“Pada prinsipnya, kita tidak bermaksud untuk usil. Hanya saja kita sebagai pengguna jalan sangat keberatan terhadap meterial yang mereka gunakan untuk alas hotmix, ” ujarnya kepada media ini.

Selain itu, menyusul soal hotmixnya, lanjut sumber itu campuran gorengan aspal yang digunakan itu rata-rata hanya material jenis pasir dan tidak ada terlihat kandungan batu sprit halus yang telah digiling yang dicampurkan sekaligus saat penggorengan aspal dilakukan. Sebab kalau ada batu sprit pasti kelihatan ada pecahannya saat dilakukan penggorengan sekaligus dengan aspal itu. Tapi faktanya terlihat, rata rata hanya pasir saja yang bercampur dengan aspal.

“Saya juga tidak tau mereka ambil dari mana pasir itu. Karena saya cek di Desa Balau mereka tidak pernah ambil pasir di Balau, ” tambahnya.

Dijelaskannya, batu sprit dimaksud adalah jenis pecahan batu kecil yang sudah digiling yang digoreng sekaligus dengan aspal, dan terlihat umumnya hanya pasir saja.

“Jujur saya sangat prihatin jika sekiranya pasir yang digoreng itu tidak ada campuran batu spritnya. Untuk mengetahui apakah pasir itu bercampur dengan sprit atau tidak, itu memang sulit karena sudah terbungkus dengan aspal. Sebelumnya saya pernah cek, saya tidak pernah melihat pasir yang digoreng dengan aspal itu bercampur dengan batu spritnya, ” tuturnya meyakinkan.

Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Pembangunan Jalan pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sulteng, Ir. Asbudianto, M.Si, mengatakan terkait material yang digunakan pada jalan ruas Momunu-Air Terang sudah diperiksa oleh tim dari Laboratorium.

“Sebelumnya, pemeriksaan dan pengujian material itu sudah dilakukan oleh tim Laboratorium, ” kelit Asbudianto kepada media ini melalui chat WhatsApp (WA). Hal itu juga disampaikan PPTK rekonstruksi jalan ruas Momunu-Air Terang Ir. Meidy Sumual, ST., MM.

Menurutnya, penggunaan material batu tersebut, semuanya sudah melalui pengujian di laboratorium. Material batu yang digunakan itu benar diambil dari sungai Air Terang. Selanjutnya dipecahkan dengan alat stone crusher yang ada di basecamp. “Nah salahnya dimana pak ?, “ujar Meidy.

Sebagai informasi, anggaran proyek rekonstruksi jalan ruas Momunu-Air Terang sepanjang 10 km di Kabupaten Buol sebesar Rp 28 miliar lebih yang bersumber dari APBD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) tahun anggaran 2022 sampai dengan 2024.(tim)

Tinggalkan Komentar