PALU – Reses dipengujung tahun 2021, Anggota Komisi 11 DPR RI Muhidin M Said, bertatap muka dengan warga di Sulawesi Tengah. Sehari sebelumnya, ia membagikan alat pertanian di Desa Karya Mukti, Donggala.
Pada Rabu 29 Desember 2021, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI itu, kembali bertemu dengan pelaku sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Palu. Pertemuan dengan lima puluhan pelaku UMKM dilangsungkan di Tanaris Cafe, dalam suasana protokol kesehatan yang ketat.
Pada pertemuan tersebut, Muhidin ingin mengecek sejauhmana kemajuan para pelaku usaha kecil yang selama ini dibinanya bersama Bank Indonesia Perwakilan Palu. Muhidin tak dapat menyembunyikan kegembiraannya mendengar testimoni dua pelaku usaha yang dibinanya mengalami kemajuan usaha yang signifikan.
Dua kelompok usaha yang dibinanya bersama Bank Indonesia, menyampaikan testiominya mengaku suntikan modal yang mereka dapatkan mampu mendongkrak volume produksi mereka. Ibu Anisah pengusaha batako di Desa Tinggede – Sigi, mengaku mendapat suntikan modal sebesar Rp17 juta. Dana itu digunakannya untuk investasi alat press batako. ”Sebelumnya kita masih pakai manual. Sekarang pake mesin press. Hasilnya lebih rapi dan produksinya meningkat,” ungkap perempuan ramah ini tersenyum puas.
Di tempat yang sama, Nila Magfirah Hapusa, yang mengaku mendapat suntikan dana dari Muhidin M Said dan BI Sulteng, pada 2020 sebesar Rp24 juta. Dana sebesar itu, digunakan membeli alat produksi. Kini ibu dua anak yang membuka penjualan roti burger, kebab dan aneka minuman di rumahnya di Kompleks Perumahan Cipta Pesona Indah ini, telah memasok hasil produksinya ke seantero pusat perbelanjaan di Kota Palu. Dengan memperkerjakan enam karyawan, jebolan Internasional Agribisnis dan Pembangunan Ekonomi, Gottingen-Germany ini, memilih menjadi penjual roti. Ia malah menampik tawaran menjadi dosen di Universitas Tadulako.
Di depan pelaku usaha kecil, Muhidin mengaku terus mendorong warga di Sulawesi Tengah menjadi pengusaha. Di depan ibu-ibu muda, mantan pimpinan Komisi V DPR RI, meminta warga Palu tidak terobsesi menjadi pegawai negeri yang kompetisinya makin keras. Setiap tahun ratusan ribu angkatan kerja muncul dari perguruan tinggi maupun SMA dan sederajat. Namun hanya 10 persen yang mampu terserap di dunia kerja.
”Saya tidak menyalahkan yang memilih pegawai negeri. Itu juga model pegabdian. Tapi kalau kita semua terobsesi kesana maka pengangguran akan banyak. Maka pilihan yang realistis adalah enterpreneur walau dalam skala yang kecil,” katanya memotivasi. Ia menambahkan, sektor swasta termasuk pengusaha besar maupum UMKM adalah tulang punggung kemajuan bangsa. Karena kelompok usaha itu, selain menghasilkan pajak bagi negara mampu menyerap tenaga kerja. ”Contohnya ibu Nisah dan Ibu Nila bisa menyerap tenaga kerja di tempat usahanya,” tambahnya.
Lebih jauh ia menambahkan, pada 2021, program bantuan sosial Bank Indonesia berjumlah Rp748 miliar di seluruh Indonesia. Pada 2022 jumlah meningkat 13 persen menjadi Rp1,32 triliun. Posisinya di Komisi Anggaran DPR RI dan Wakil Ketua Badan Anggaran, makin memudahkan baginya untuk mengeksekusi proposal bantuan pelaku UMKM di Sulawesi Tengah. ”Asalkan usahanya benar-benar ada. Tidak fiktif, punya prospek bagus. Dikerjakan dengan telaten, kami akan bantu,” tambah Muhidin disambut aplaus peserta.
KUCURKAN BANTUAN PRIBADI
Usai pertemuan dengan pelaku UMKM, sore harinya Muhidin menyerahkan bantuan ke pelaku usaha kecil di Jalan Sungai Lambangan, Kelurahan Ujuna – Palu. Kali ini, Muhidin tidak menggandeng Bank Indonesia. Bantuan tersebut merupakan bantuan pribadi sebanyak 25 kontainer mini – untuk lapak jualan kuliner. Setiap kontainer mini biaya pembuatannya sebesar Rp1,7 juta. Namun digenapkan menjadi Rp2 juta untuk setiap unit.
Muhidin bilang, tujuan pemberian bantuan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaku UMKM katanya harus punya kreativitas dalam mengembangkan usaha. Dengan demikian tercipta inovasi yang connect dengan kondisi kekinian.
Ia menjanjikan, kedepannya jika usaha meningkat maka akan dibantu melalui skema bantuan kerjasama dengan bank Indonesia. ***
Penulis: Adiatma