PALU – Anggota DPR RI asal Sulteng Muhidin M Said memberi motivasi kepada warga Sulawesi Tengah untuk tidak menggantungkan nasibnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kesempatan dan peluang menjadi PNS sangat kecil sementara peminatnya sangat banyak. Di Indonesia jumlah PNS kurang lebih hanya 4 jutaan, dari total 274 juta penduduk di Indonesia.
Maka Muhidin meminta warga Sulawesi Tengah untuk mengalihkan perhatiannya pada sektor usaha. Hal ini disampaikan Muhidin di hadapan 60 pengusaha mikro kecil dan menengah di Cafe Tanaris, Sabtu 16 Juli 2022.
Menurut dia, menjadi pengusaha tidak hanya memberi manfaat terhadap diri sendiri. Melainkan bisa membantu sesamanya melalui perekrutan tenaga kerja. Apa lagi kesempatan menjadi pengusaha saat ini sudah terbuka lebar bagi mereka yang mau bekerja keras. Pihaknya yang bekerjasama dengan Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah, beberapa tahun terakhir ini, mengucurkan bantuan modal usaha kepada warga yang mempunyai usaha rintisan. Mereka diberi modal usaha serta dibekali literasi marketing digital untuk memasarkan produknya melalui platform digital.
Bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) menurut Muhidin adalah bukti konkrit perhatian pemerintah dan DPR RI dalam menggalakan usaha kecil dan menengah khususnya di Sulawesi Tengah. Dikatakannya, hingga Juli 2022, PSBI yang merupakan kerjasama antara Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah dan dirinya, telah mengucurkan bantuan sedikitnya pada 29 kelompok dari total 100 kelompok usaha kecil. Sisanya, masih dalam proses survei Sedangkan pada 2021, total 75 usaha kecil berhasil dibantu. Masih menurut Muhidin, proses pengusulan proposal masih dibuka hingga akhir November 2022. PSBI menyasar kelompok usaha mikro kecil dan menengah. Umumnya usaha kecil yang dibantu adalah usaha keripik/kuliner, penjahit, mebel, bengkel, batako dan peternakan dan foto studio.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Perwakilan BI, Sulawesi Tengah, Dwiyanto Cahyo Sumirat mengatakan, kerjasama BI dan Anggota Komisi XI, Muhidin M Said, telah memberi dampak positif dalam pertumbuhan usaha mikro di Palu dan Sulawesi Tengah. Menurut dia, Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah memberikan literasi digital tentang cara pemasaran maupun pembayaran dengan platform digital. ”Dulu untuk berbisnis orang butuh kantor yang refresentatif. Sekarang cukup di rumah dengan menjual pakai aplikasi, sudah menjangkau kemana-mana. Kita bantu pengusaha kecil di situ, termasuk melatih cara pembayaran digital,” katanya ditemui di Tanaris Cafe, Sabtu 16 Juli 2022.
Pertemuan Muhidin Said dan penerima PSBI di Tanaris Cafe juga menjadi ajang kesaksian para penerima manfaat tentang usaha mereka yang sudah berhasil. Seperti yang disampaikan Cici Yulianti Jawitri, pengusaha pancake durian yang menerima bantuan sebesar Rp26 juta. Modal awal itu dibelikannya alat produksi untuk memulai usahanya. Seiring dengan berkembangnya usahanya, di depan Muhidin Said ia meminta lagi tambahan modal untuk menambah produksinya untuk memenuhi permintaan pasar yang terus menanjak.
Ditopang reseler (pengecer) di berbagai tempat, ia bahkan meluaskan pasarnya keluar Kota Palu. ”Permintaan membaik dari luar daerah, sementara produksi terbatas,” curhatnya di depan Muhidin Said. Cici mengaku, saat ini labanya mencapai Rp15 juta per dua minggu sebelumnya hanya Rp7 juta. Testimoni lainnya disampaikan Ibu Ici, pengusaha keripik pisang telah meningkatkan omzetnya mencapai Rp10 juta setelah mendapat bantuan modal usaha dari Muhidin M Said dan pelatihan pemasaran digital dari Bank Indonesia.
Sedangkan Ridwan seorang guru honorer penjual bajabu menembus telah menjual produknya ke Singapura dan Turki. Ridwan yang masih enggan meninggalkan pekerjaan sebagai pengajar non PNS itu, akan mencari tambahan modal dari para pihak untuk terus meningkatkan produksinya. Bajabu yang berbahan baku kelapa sisa hasil perasan menurut Ridwan disukai para pembelinya di luar negeri.
Usai melakukan tatap muka dengan para penerima PSBI, Muhidin Said meninjau kelompok usaha baik yang sudah berhasil maupun usaha yang bakal mendapatkan bantuan di Kota Palu. ***
Penulis: Adiatma
Editor: Adiatma