
POSO-Warga desa Tampemadoro Kecamatan Lage Kabupaten Poso resah soal tak kunjung rampungnya pekerjaan proyek jalan nasional ruas jalan Tagolu-Tentena di desanya. Warga bilang proyek tahun anggaran 2023 milik Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Sulawesi Tengah (Sulteng) ini memunculkan banyak masalah.
Genangan air lumpur masuk pemukiman saat hujan dan buruknya polusi udara akibat debu jalan yang berterbangan saat panas menjadi bagian persoalan yang di rasakan warga Tampemadoro. Tapi yang paling ditakuti warga Tampemadoro saat ini adalah potensi longsor akibat dari proyek jalan tersebut.
“Tanah timbunan dari buangan katingan gunung ini yang berpotensi longsor. Sekarang sudah muncul retakan diantara timbunan tanah buangan dengan tanah asli. Ini yang buat warga Tampemadoro resah. Apalagi sekarang lagi musim hujan,” ungkap Hadi, dengan nada kesal. Tokoh desa ini meminta pihak penyedia jasa dan BPJN Sulteng untuk segera menyelesaikan pekerjaan proyek jalan dan mengatasi potensi longsor yang mengancam keselamatan jiwa orang banyak.
Pantauan di lapangan proyek jalan nasional di Tampemadoro yang di kerja PT. Tunggal Mandiri Jaya (TMJ) masih menyisakan banyak pekerjaan yang belum tuntas. Mulai dari penimbunan kelas A, pengaspalan, hingga pada item pekerjaan rabat beton. Diperkirakan pekerjaan proyek yang terbengkalai masih sepanjang kurang lebih 2 kilo meter.
Bos TMJ Hanjte Yohanis yang hendak dikonfirmasi tidak bisa dihubungi. Nomor HP-nya tidak aktif dan pesan SMS yang dikirim belum direspon. Begitu pula dengan Kepala BPJN Sulteng Dadi Muradi yang dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp (WA) juga tidak merespon.
Dikonfirmasi sebelumnya terkait belum selesainya pekerjaan jalan di Tampemadoro, PPK ruas jalan Tagolu-Tentena, Job Joshino Turang mengatakan bahwa proyek jalan yang digarap PT TMJ tersebut sudah putus kontrak.
Tetapi sejak kapan proyek dimaksud diputus kontrak, dia tidak menyebutnya. Anehnya, meski sudah putus kontrak namun dalam beberapa hari belakangan aktifitas pekerjaan dilapangan dengan menggunakan alat berat dan armada truck berlogo TMJ masih berjalan di lapangan.
Kegiatan di lapangan meliputi angkut dan hampar kelas A, serta rabat beton. Saat di tanya soal masih adanya aktifitas pekerjaan ini, Job tak meresponnya. Ada pihak yang menduga pekerjaan masih berjalan pasca putus kontrak untuk menutup kekurangan volume pekerjaan yang sudah terlanjur dibayarkan.
“Infonya kan mo turun BPK dan mereka takut ada temuan. Patut diduga pekerjaan habis putus kontrak dilakukan karena uangnya sudah dibayarkan ke pihak penyedia jasa,” bilang sumber terpercaya yang minta namanya tidak dipublikasikan.
Hingga berita ini diterbitkan belum diketahui siapa pihak yang mengerjakan proyek pasca PT TMJ di putus kontrak. Sebab pihak penyedia jasa dan PPK yang dikonfirmasi belum memberikan jawaban.(bud)