Mahasiswa Magang di Jerman Korban Eksploitasi Kerja Paksa, Bagaimana dengan Mahasiswa Untad ?

10
ILUSTRASI : Ilustrasi pekerja magang.(FOTO : ISTIMEWA/KABAR68)

PALU-Ribuan mahasiswa dari 33 universitas yang ada di Indonesia mengikuti magang atau ferienjob ke Jerman dikabarkan bermasalah dan diduga menjadi korban eksploitasi kerja paksa tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Data yang diperoleh Radar Sulteng, Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri telah mengungkap kasus dugaan dengan modus memberangkatkan mahasiswa magang ke Jerman.

Kasus dugaan perdagangan orang bermodus magang mahasiswa itu terungkap setelah 4 orang mahasiwa yang sedang mengikut program magang tersebut datang dan melapor ke Kedutaan Republik Indonesia (KBRI) Jerman.

Data dari KBRI, mahasiswa program magang di Jerman tersebut, total mahasiswa yang diberangkatkan sebanyak 1.047 mahasiswa. Saat mahasiswa magang tiba di Jerman, langsung disodorkan surat kontrak kerja oleh salah satu perusahaan.

Bahkan Polri telah menetapkan beberapa orang sebagai tersangka dan dua orang tersangkanya merupakan WNI yang juga berada di Jerman.

Bagaimana nasib mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) yang diketahui juga pernah mengirimkan mahasiswanya untuk program magang ke Jerman?
Seperti diketahui sebelumnya sebanyak 30 mahasiswa Untad lolos untuk mengikuti program Ferienjob atau magang berbayar di berbagai perusahaan di Jerman. Puluhan mahasiswa tersebut berasal dari 6 Fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta Fakultas Teknik.

Pelepasan mahasiswa Ferienjob bertempat di ruang kerja Rektor Untad, Jumat, 22 September 2023 dan dihadiri oleh segenap jajaran pimpinan, Ketua Senat, Dekan Fakultas, Wakil Dekan, ketua Program Studi, serta para mahasiswa terpilih.

Kala itu Rektor Prof Amar menyampaikan rasa bangga atas terpilihnya mahasiswa Untad dalam program magang ke luar negeri. Menurutnya, kesempatan tersebut sangat berharga untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kapasitas para siswa.

Untuk mengetahui apakah pengiriman 30 mahasiswa magang Untad ke Jerman ada hubungannya dengan dugaan kasus perdagangan orang yang diungkap Bareskrim. Melalui Warek Perencanaan dan Kerjasama Untad, Aiyen Tjoa membantah jika 30 mahasiswa magang Untad yang diberangkatkan ke Jerman 22 September 2023 ada hubungannya dengan dugaan kasus perdagangan orang modus mahasiswa magang ke Jerman.

Dikonfirmasi Radar Sulteng, grup berita Kabar68, Minggu sore (24/03/2024) Aiyen Tjoa menyebut berita tersebut aneh dan Untad tidak ingin ikut campur dengan urusan kampus lain.

Melalui pesan WhatsApp (WA), Aiyen Tjoa menulis hal itu ini karena urusan mahasiswa dari kampus lain, makanya semua universitas lain yang programnya normal saja, tidak ingin ikut campur, dan menunggu. “ya -mahasiswa Untad benar2 bahagia, dan pekerjaan juga biasa saja, dibayar sesuai, dan bisa keliling Eropa, dan pulang bawa uang; dan mereka semua sudah audiensi.

Masak ada orang TPPO; pergi dan pulangnya bebas, dan terima gaji juga langsung kepada si pelajar. hanya karena ini kasus Universitas lain, tidak ada universitas lain yang tidak ingin ikut campur. lagi pula, kami tidak ada yang tahu, ini awal kasusnya apa, dimana dan apa; karena mahasiswa Untad yah baik2, ada yang keliling roma, ke paris dsbnya.
Oleh karena itu, kita juga bisa ngak tahu kampus lain, sistem manajemennya seperti apa; apa mereka melakukan tanggung jawabnya dengan baik atau tidak, susah bagi kami mengetahui dasar permasalahannya apa. Karena tidak dilibatkan, dan tiba2 muncul begitu saja beritanya.
Kasihan-anak2 pelajar yang baik2 saja, dan senang dan ingin kembali ke Jerman, kini jadi tidak bisa, karena berita yang tiba2 muncul sana sini dan tak jelas permasalahan apa,” tulis Aiyen Tjoa.(mch)

 

Tinggalkan Komentar