Konsultan Proyek Diduga Anak dari Kontraktor

35
IDAK BERKUALITAS : Inilah jalan seharga Rp 28 miliar, jalan Momunu-Air Terang, Kabupaten Buol. Sangat menyedihkan. (FOTO : ISTIMEWA/KABAR68).

Kejati Sulteng Diminta Monitoring Langsung Pekerjaan Jalan Momunu-Air Terang

BUOL-Investigasi media ini di lokasi proyek jalan yang dikerjakan PT Wahana Cipta Lestari (PT. WCL) menyebutkan, salah satu Konsultan yang digunakan oleh pengguna proyek (Dinas Bina Marga Sulteng) adalah putera dari kontraktor sendiri, yaitu pemilik PT. WCL Bolong, yang dikenal memiliki puluhan proyek besar tahun ini, baik yang ada di Tolitoli maupun di Kabupaten Buol.

Luar biasa Bolong ini, mampu menguasai puluhan proyek miliaran rupiah. Hingga anaknya dijadikan konsultan. Maka tak heran, khususnya proyek jalan Momunu-Air Terang berbandrol Rp 28 miliar sepanjang 10 kilometer ini mendapat sorotan tajam dari pengguna jalan di Kabupaten Buol.

Karena itulah, warga di Kabupaten Buol mendesak Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan monitoring ke lapangan. Guna melihat langsung kondisi pekerjaan jalan Momunu Air Terang Kabupaten Buol yang dilaksanakan PT. WCL.

Menyusul pernyataan singkat dari Pelaksanana tugas (Plt) Kasi Penkum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulteng Abdul Haris Kiay, SH., MH., yang dilansir sebelumnya.

“Nanti kita panggil PPK nya, ” ujar Plt Kasipenkum Kejati Sulteng Abdul Haris Kiay, melalui chat WhatsApp (WA)-nya kepada media ini.

Anehnya setelah ditanyakan kembali hasil pemanggilanya terhadap PPK nya, Kasipenkum kepada media ini melalui WA-nya mengatakan sudah dikonfirmasi tidak ada masalah. Waduh. Ini gimana. Kok Kejaksaan sepertinya membela semua pelaksana pekerjaan jalan Momunu-Air Terang ini. Padahal kualitas jalan sangat jauh dari kata berkualitas. Ada apa ?

“Sudah saya konfirmasi, nda ada masalah pekerjaannya, ” jawabnya singkat.

Dikofirmasi, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Jalan Dinas Bina Marga Sulteng Ir. Asbudianto, menepis bila menggunakan konsultan putera dari Kontraktor, Amrin Amsal atau Bolong. Untuk membuktikan itu, Asbudianto mengontak petugasnya di lapangan bernama Rahim. Dikatakan Rahim di proyek jalan Momunu-Air Terang tidak pernah melibatkan konsultan putera dari kontraktor, Bolong.

“Ahhh dari mana informasi ini. Sejak pertama proyek ini dimulai tidak pernah ada konsultan putera atau anak dari kontraktor. Kami sudah jalan pekerjaan kami saat ini, “ kata Rahim, diseberang telpon.

Diberitakan sebelumnya, pagu kontrak pekerjaan rekonstruksi pekerjaan jalan Momunu-Air Terang sepanjang 10 km sebesar Rp 28 miliar lebih yang dialokasikan melalui APBD Propinsi Sulteng tahun 2022/2024, adalah angka yang sangat fantasis untuk bisa menghasilkan kualitas dan mutu pekerjaan yang lebih bagus.

Namun fakta di lapangan menunjukan, pekerjaan rekonstruksi jalan tersebut yang saat ini dalam tahap pekerjaan hotmix, diduga tidak sesuai spesifikasi teknis. Bahkan ada kesan pembiaran, walau masalah ini sudah beberapa kali diinformasikan melalui pemberitaaan media ini.

” Belum ada rencana saya ke Buol. Ada konsultan pengawas yang dibayar keahliannya untuk melakukan pengawasan terhadap semua jenis kegiatan yang dilaksanakan di lapangan, baik segi kualitas maupun kuantitasnya. Dan kami percaya mereka adalah ahli di bidangnya, silakan cek,” tandas Kabid Pembangunan Jalan Dinas Bina Marga Sulteng, Asbudianto.

Pantauan media ini di lapangan Senin pekan lalu (4/12/2023) menunjukkan, sebagian pekerjaan hotmix sudah dilaksanakan khususnya dari arah Desa Boilan Kecamatan Tiloan, dan arah Desa Taluan Kecamatan Momunu.

Proyek jalan masuk Desa Momunu menuju Desa Maniala Kecamatan Tiloan pekerjaan hotmix hingga saat ini belum dilanjutkan. Hal itu disebabkan karena timbunan LPA sepanjang jalan itu kondisinya sangat labil. Bahkan jika disiram air hujan timbunan LPA itu jadi licin dan becek, akibat banyaknya kandungan tanah.

“Material timbunan LPA yang digunakan ini, sirtunya bercampur tanah atau apa. Kok, jadi becek kalau disiram air hujan,” ujar salah seorang tokoh masyarakat Desa Boilan Momunu, Hamad, mempertanyakan dan menyoroti kondisi jalan tersebut.

Menurutnya timbunan LPA yang digunakan disepanjang jalan Momunu-Air Terang, kondisi dan kualitasnya berbeda jauh dengan timbunan LPA jalan ruas Panilan-Jatimulya Kecamatan Tiloan yang dikerjakan perusahaan lain.

“Kalau jalan Momunu-Air Terang yang saat ini sedang dihotmix, saya lihat dasarnya bukan LPA. Tapi itu hanya timbunan meterial berupa sirtu yang dimiks. Kalau timbunan LPA yang digunakan pasti kelihatan ada abu batunya. Tapi abu batu sama sekali tidak kelihatan dalam pekerjaan jalan Momunu-Air Terang, ” terangnya.

“Kalau begitu kualitas pekerjaanya, jelas akan cepat rusak. Batunya cepat terkelupas. Karena tidak ada kekuatan struktur timbunan LPA. Kondisi seperti itu, kuncinya ada sama konsultan pengawasnya di lapangan, “tambahnya.

Demikian juga yang dikatakan tokoh masyarakat Buol lainnya, Jasri A Pitua, menilai pekerjaan jalan Momunu-Air Terang ini perlu pengawasan ketat.

” Ini perlu pengawasan ketat pak, karena selaku pengguna, saya melihat kondisi pekerjaanya ini tidak sesuai harapan masyarakat, ” ucapnya kepada media ini.(tim)

Tinggalkan Komentar