Jejak Orang Buol di Pendirian Provinsi Sulawesi Tengah

38
H. Syamsudin Salakea (FOTO : ISTIMEWA/KABAR68)

SAMARINDA-Pada 61 tahun lalu, atau tepatnya 13 April tahun 1964 berdirilah Provinsi Sulawesi Tengah di pulau tercantik di Nusantara Indonesia.
Menurut Yok Koeswoyo, salah satu pentolan band legendaris Koes Plus Sulawesi artinya besi. Bahwa setiap jengkal tanah Sulawesi mengandung besi. Didalamnya ada besi murni (emas), nikel, Batubara, mangan (bahan untuk senjata), dan gas alam.

Yah, tepat hari Sabtu 13 April 2025 kita memeringati kembali HUT Sulawesi Tengah yang memiliki pendapatan tertinggi setelah Jawa barat.
Dikatakan H. Ir. Syamsudin Salakea, tokoh pemekaran Kabupaten Buol, dan pendiri Pengurus Besar – Ikatan Keluarga Indonesia Buol (PB. IKIB), satu hal yang perlu petinggi dan Masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng) maklumi, begitu sangat pentingnya tokoh masyarakat Buol berinisiatif dan mengambil langkah mempelopori terbentuknya Kabupaten Buol Tolitoli.

“Seandainya Buol saat itu direstui otonom, kemungkinan besar bergabung dengan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), yang dalam banyak hal punya kebersamaan sosial psikologis. Artinya kalau kondisi itu terjadi, sudah barang tentu dan pasti, belum ada Provinsi Sulawesi Tengah yang Ultahnya diperingati setiap tanggal 13 April. Entah sampai kapan ? “kata Syamsudin, yang juga Majelis Tinggi PB. IKIB.

Menurutnya, penting sekali keberadaan Buol dan Tolitoli bagi kehidupan Sulawesi Tengah, mengingat begitu strategisnya kawasan daerah di jazirah utara Sulawesi ini sebagai starting point pelemparan produksi ke kawasan utara dan sebagian Asean dan Pasifik.
“Sangat perlu disikapi sebagai kawasan produksi produktif bagi Sulawesi Tengah, “tandasnya.(abd)

Tinggalkan Komentar