PALU – Setelah adanya aksi dari ratusan oknum masyarakat yang melakukan pengrusakan disebuah kantor PT Adijaya Karya Makmur (AKM) pada tanggal 18 September 2022, pihak PT Palu Citra Mineral (CPM), Senin (19/9) langsung melakukan pertemuan tertutup
dengan Gubernur Sulteng Rusdy Mastura, Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi,Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, dan Danrem 132/Tadulako. Situasi di lokasi kejadian saat ini telah dijaga oleh ratusan personel aparat gabungan baik dari Brimob Polda Sulteng yang menjaga di kantor PT AKM.
Sisa-sisa batu, dan serpihan kaca juga masih berserakan disekitar lokasi kejadian penyerangan yang dilakukan oleh oknum warga. Diketahui juga sebelumnya warga telah melakukan blokade jalan, sehingga pihak perusahaan tidak bisa melintas.
Terlihat juga pohon yang ditebang dan melintang di jalan. Namun sekitar pukul 15.00 wita, mobil Wali Kota Palu dapat melintas jalur tersebut, akan tetapi belum ada pembersihan di jalan menuju ke tempat perusahaan tambang.
Usai melakukan pertemuan di kantor PT CPM, Gubernur Sulteng Rusdy Mastura, menyampaikan bahwa dirinya telah membicarakan tentang ruang warga agar bisa melakukan aktivitas penambangan, dan hal itu disetujui. Akan tetapi dengan catatan sesuai dengan aturan, tidak serta merta langsung dapat menambang, apalagi sampai melakukan aksi yang tidak diinginkan.
“Kalau koperasi juga telah disetujui oleh pihak CPM, dan untuk lahan yang akan dikelola masyarakat saya meminta ada sekitar 25 hektar. Namun kemungkinan bisa berubah, tinggal nanti bagaimana pihak perusahaan memproses hal itu, sebagai tambang rakyat,” katanya.
Namun, menurut Gubernur Sulteng, dalam pertemuan itu, Wali Kota meminta agar pengelolaan tambang rakyat nantinya tetap akan dikelola oleh CPM. “Agar tobat “toke-toke” dibawah itu. Karena mereka akan menjual itu,”tegasnya. Kemudian berkaitan dengan kelanjutan aksi yang dilakukan masyarakat, Rusdy Mastura yang akrab disapa Cudy meminta agar semuanya tetap diprosedan dirinya menyerahkan proses tersebut ke aparat kepolisian. “Tetap disidik yang melakukan pembakaran, kriminal, yang jelas semua yang terlibat,” ungkapnya.
Sementara Kapolresta Palu, Kombes Pol Barliansyah menerangkan bahwa dalam pertemuan tersebut, telah dihasilkan yakni, akan dilakukan pertemuan antara masyarakat Poboya dan juga pemerintah, serta pihak perusahaan di Mapolda Sulteng, yang akan membahas berkaitan dengan pokok permasalahan. “Yang diundang hanya masyarakat Poboya, tidak ada diluar dari warga itu, dan itulah intinya,”terangnya.
Kemudian, untuk tidak lanjut proses penganiyaan berat dan perusakan kantor masih berproses, dan saat ini polisi juga telah mengantongi beberapa nama yang terlibat dalam aksi tersebut. “Hukum tetap berjalan, dan penyidikan sudah ambil alih Polda, dan sudah kita kantongi nama-namanya, sisa menunggu saja,”ujar Barliansyah.
Sementara upaya konfirmasi ke sejumlah pihak di sekitar Poboya tidak berhasil mendapatkan keterangan. Sejumlah pihak yang ditemui, masih enggan memberikan keterangan, karena masalahnya sedang ditangani pemerintah dan aparat hukum. ***
Sumber : Wahono
Penyunting : Adiatma