Oleh : H. Muhidin Mohamad Said, S.E., M.B.A *)
KITA segera meninggalkan tahun 2024 dan memasuki tahun baru 2025 hanya dalam beberapa hari kedepan. Kita patut bersyukur, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kondisi geopolitik yang semakin tidak menentu, perekonomian nasional sepanjang tahun 2024 menunjukkan kinerja yang baik dan kokoh. Bahkan pada triwulan III-2024 ekonomi tumbuh cukup moderat sebesar 4,95. Dibandingkan dengan beberapa negara seperti Singapura 4,1persen, Arab Saudi 2,8 persen dan Meksiko 1,5 persen, pertumbuhan ekonomi nasional masih jauh lebih baik.
Kita masih memiliki kesempatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada Triwulan IV-2024. Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun 2024, berpotensi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi hingga akhir tahun. Saya memprediksi libur Nataru akan menghasilkan perputaran uang beredar sekitar Rp 100-120 triliun. Hal ini, terkonfirmasi dari Bank Indonesia yang telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 133,7 triliun, selama liburan Nataru 2024/2025, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penarikan dan penukaran uang tunai dalam berbagai pecahan mata uang rupiah.
Libur Nataru juga diharapkan akan memiliki Multiplier effect yang yang cukup signifikan bagi perekonomian nasional.Terutama yang bergerak pada sektor transportasi, industri makanan dan minuman, pariwisata dll. Multiplier effect tersebut diharapkan akan bisa sampai pada Triwulan I-2025. Kita berharap bisa menutup tahun 2024 dengan baik. Hal tersebut terlihat, sampai akhir Desember 2024, semua indikator ekonomi menunjukkan kinerja yang memuaskan.
Optimis Menyambut Tahun 2025
Menyambut tahun 2025, kita tetap optimis dan realistis melihat trend perekonomian nasional. Pada saat yang sama tetap waspada dengan kondisi global. Perekonomian dunia diperkirakan akan menghadapi tantangan berat pada tahun depan. Proyeksi IMF pun menunjukkan pertumbuhan ekonomi dunia akan stagnan di kisaran 3,2 persen pada 2025. IMF dalam rilis World Economic Outlook (WEO) terbaru memperkirakan produk domestik bruto (PDB) global akan meningkat 3,2 persen tahun depan. Proyeksi ini lebih rendah 0,1 poin persentasi dari rilis WEO sebelumnya pada Juli 2024.
Di sisi lain, konflik geopolitik terus meningkat dan arah kebijakan moneter semakin kompleks. Mengenai suku bunga, gambaran tahun lalu menunjukkan tren suku bunga tinggi. Namun, tahun ini, suku bunga bisa tinggi, rendah dan mungkin semakin tinggi atau bahkan sedikit menurun di beberapa wilayah. Keberagaman kebijakan moneter yang akan terjadi pada tahun 2025, mengharuskan kita untuk selalu siap dan waspada dengan semua kemungkinan yang akan terjadi.
Kita berharap pada tahun 2025, Pemerintah tetap secara konsisten terus berupaya untuk dapat menjaga daya beli dan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan menyiapkan paket insentif kebijakan di bidang perekonomian berupa pembebasan hingga keringanan perpajakan bagi berbagai lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat kecil dan menengah dan dunia usaha terutama sektor UMKM dan industri padat karya, yang akan diberlakukan pada awal tahun 2025 mendatang.
Kita optimis pertumbuhan ekonomi yang sudah dicanangkan dalam APBN 2025 sebesar 5,2 persen dan target indikator pembangunan lainnya bisa tercapai. Sekaligus menjadi landasan yang kokoh untuk mempersiapkan Indonesia maju tahun 2045.
*) Penulis adalah Wakil Ketua Badan Anggaran, dan Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI 2024-2029.