PALU-Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Tengah berhasil menyita uang tunai senilai Rp 3 miliar lebih terkait dugaan korupsi pengadaan alat laboratorium di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tadulako (Untad) Palu tahun anggaran 2022. Penyidik Kejati telah menerima hasil Perhitungan Kerugian Negara (PKN) dari auditor publik yang menunjukkan adanya kerugian negara dengan nominal tersebut.
Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulawesi Tengah, Dr. Bambang Hariyanto, menyatakan bahwa kasus ini melibatkan modus-modus tertentu dalam pengadaan alat laboratorium di FK Untad.
“Dari hasil PKN, nilai kerugian negara yang timbul mencapai Rp 3 miliar lebih,” ungkap Bambang, Senin (14/10/2024).
Kasus ini bermula pada tahun 2022, ketika Dekan FK Untad mengajukan permohonan pengadaan 105 peralatan laboratorium pendidikan kepada Rektor Untad. Proses tender diumumkan pada 2 Juni 2022 dengan pagu anggaran sebesar Rp 13 miliar CV. SBA dinyatakan sebagai pemenang tender dengan nilai penawaran Rp 12,4 miliar.
Namun, dugaan korupsi muncul ketika hingga September 2022, CV. SBA belum menyerahkan satu pun barang yang disepakati. Selain itu, setelah dilakukan pengecekan harga katalog, total biaya pengadaan hanya sebesar Rp 5,4 miliar. Dari perhitungan tersebut, ditemukan dugaan mark up sebesar Rp 7 miliar lebih.
“Kami akan terus mendalami kasus ini dan memastikan semua pihak yang terlibat bertanggung jawab atas tindakannya” ujar Bambang. “sebab, pengembalioan uang tidak akan menghapus perbuatan piadanya, ” tegas Kajati.
Dalam pengembangan kasus ini, pihak penyidik Kejati Sulteng telah memeriksa sejumlah pihak terkait, termasuk F selaku PPK, dan rekanan berinisial TP. Namun demikian, tidak ada aset yang disita, karena sudah menyembalikan dalam bentuk uang. “Uang yang dikembalikan ini akan disetor ke kas negara, ” pungkas Kajati.(mch)