Kursus Higiene dan Sanitasi APJI Sulteng untuk Meningkatkan Kapasitas Pelaku UMKM

28
KURSUS : Ketua APJI Sulteng, Imelda Liliana Muhidin Said, sedang memberikan kata sambutan, sekaligus membuka kegiatan kursus untuk pelaku usaha UMKM, Sabtu (14/09/2024).(FOTO : MUCHSIN SIRADJUDIN/KABAR68)

PALU-DPD Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan peningkatan kapasitas pengusaha UMKM se Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu dengan menggelar kursus higiene sanitasi makanan dan minuman bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas PTSP, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulteng, di sebuah Cafe di Kota Palu, Sabtu (14/09/2024).

Ketua APJI Sulawesi Tengah, Imelda Liliana Muhidin Said, pada kesempatan membuka kegiatan kursus tersebut mengatakan, digelarnya kursus ini mengandung maksud supaya para pelaku UMKM ini mendapatkan pengetahuan penggunaan peralatan dapur.

“Untuk mengetahui apa kegunaan dan bagaimana mengatur peralatan dapur yang ada di rumah tangga kita. Pengetahuan ini juga termasuk untuk pelaku usaha UMKM, “ kata Imelda.

Kemudian dengan adanya kursus ini para pelaku UMKM juga akan mengetahui proses perizinannya, selain menggunakan alat talanan misalnya untuk daging berbeda dengan sayuran dan ayam berbeda. “Jadi berbeda-beda memang fungsi utama dari peralatan dapur itu, “ ungkapnya.

Kita-kita ini hanya tau bahwa satu talangan itu untuk semuanya, padahal fungsinya berbeda. Sehingga ada ujian untuk para peserta kursus. Untuk mendapatkan skore atau ukuran kompetensinya sebagai UMKM.

Pesertanya 60 orang, yang awalnya itu semua UMKM untuk makanan dan minuman. Ada juga pelaku usaha depo air minum (isi ulang). Best pertama 50, kemudian terus bertambah. Ini mereka akan menerima materi dari narasumber dari Dinkes dan Dinas PTSP sehingga mereka mengetahui perizinannya bagaimana. Memiliki pengetahuan yang lengkap. Agar tidak salah langkah.

“Kita akan buat juga seminar, tentang bagaimana paketing. Karena sering tidak lolos kurasi. Karena sekian puluh produk yang diuji itu hanya sedikit. Tidak sampai setengahnya. Kami usahakan pelaku-pelaku UMKM ini naik kelas.

Kedepan kami juga akan mengundang perbankan, supaya pelaku UMKM ini mengetahui jalur-jalur mengambil kredit dan sebagainya. Ada dari pihak perbankan yang akan membantu mereka.

Imelda berharap, para peserta yang mengikuti pelatihan ini akan mendapatkan pengetahuan. Dari pengetahuan standar ini mereka akan mengetahui apa yang harus dilakukan di dapur. Ini pengetahun sangat praktis dan akan menjadi pembeda bagi pelaku UMKM.

“Mereka akan mengetahui secara profesional fungsi dari peralatan yang berbeda-beda di dapur. Tahu limbahnya kemana. Tahu fungsinya masing-masing. Semakin terampil, dan mengetahui izin. Mengetahui cara mengolah daging. Sehingga kita sebagai customer merasa aman, karena mereka ini sudah mengetahui mengenai penataan peralatan dapur. Mereka telah memiliki pengetahuan yang praktis dan luas, “ pungkasnya.(mch)

Tinggalkan Komentar