Tinggalkan Kemewahan di Senayan, untuk Bangun Sulteng

231
DISKUSI: Host Podcast Kabar68 H. Kamil Badrun, saat berdiskusi dengan Ahmad HM Ali di kantor redaksi Kabar68.(FOTO: AGUNG SUMANJAYA/KABAR68).

Mad Ali Tepis Isu Pecah Kongsi dengan Cudy

PALU-Keinginan Ahmad HM Ali, yang akrab disapa Mad Ali, maju sebagai Calon Gubernur Sulawesi Tengah sudah sejak 2015 silam. Meski begitu, rasa penghormatan yang besar kepada senior dan juga tanggungjawabnya sebagai politisi tingkat nasional membuatnya menahan diri. Bahkan, isu berkembang, Gubernur Sulteng H. Rusdy Mastura yang akrab disapa Bung Cudy sudah tidak mesra lagi atau pecah kongsi dengan Mad Ali, meski Partai NasDem yang mengusung Bung Cudy sebagai calon Gubernur Sulteng di Pilkada 2020 yang lalu.

“Tidak ada pecah kongsi. Karena kita tidak pernah membuat kongsi bersama. Yang ada hanyalah beda pandangan politik saja, “ tegas Mad Ali.

Namun pada tahun 2024 ini, niatannya untuk bertarung pada pemilihan Gubernur pun semakin bulat. Di hadapan H. Kamil Badrun AR, SE., M.Si, dalam sesi wawancara pada podcast Kabar68, secara terbuka elit partai NasDem ini mengungkapkan alasannya untuk bertarung di Pilgub Sulteng 2024.

Menurut Mad Ali, sejak 2015 silam, ketika beberapa bulan duduk di DPR RI, keinginannya untuk maju sebagai Calon Gubernur itu sudah ada. Itu didasari kondisi Sulawesi Tengah, yang masih tertinggal dari daerah lain.

“Ketika itu, ada semangat saya dan komitmen, jika jadi Gubernur Insha Allah akan angkat harga diri masyarakat Sulteng. Saya punya keinginan lihat hidup masyarakat Sulteng bahagia,” tuturnya kepada sahabat lamanya itu.

Niatannya ketika itu, dipendam dahulu setelah diminta oleh Longki Djanggola untuk tidak maju dahulu sebagai Calon Gubernur Sulteng di Pilgub 2015. Longki, bagi Ahmad HM Ali, selain senior juga merupakan orang yang berjasa baginya di dunia politik. Sehingga permintaan Longki ini pun disahutinya.

“Dua orang yang berjasa bagi saya di dunia politik, pertama pak Longki dan kedua pak Arus Abdul Karim. Meski pun hubungan kami ada pasang surut, tapi saya turuti permintaan senior yang meminta kepada saya bersabar dulu untuk maju (Pilgub) sembari menyelesaikan tugas sebagai anggota DPR RI,” ungkap Mad Ali.

Di Pilgub 2020, usai Longki Djanggola menyelesaikan dua periode kepemimpinan, niatan untuk mencalonkan diri, kembali terpikir. Kali ini, restu dari Ketua Umum NasDem Surya Paloh tidak didapat Madtu. Surya Paloh lebih menginginkan Madtu untuk mengurus partai dan diberikan amanah sebagai Wakil Ketua Partai NasDem.

“Berorganisasi partai politik, harus punya prinsip dua hal yang dipegang. Pertama kerelaan memimpin dan kerelaan dipimpin, saya ditugaskan Ketum untuk mengurus Partai ini di tingkat nasional, maka saya harus taat dan memilih untuk mengurus partai,” tegasnya.
Rasa tanggungjawabnya sebagai putra Sulawesi Tengah membawa daerah ini menjadi sejahtera tetap masih ada. Maka di Pilgub 2020, dirinya meminta Rusdi Mastura untuk maju bertarung sebagai Calon Gubernur bersama Ma’mun Amir sebagai Calon Wakil Gubernur.

“Kami dukung beliau untuk sungguh-sungguh membawa kesejahteraan di daerah ini. Bisa dilihat bagaimana kami, Ahmad Ali, ibu Nilam dan Partai NasDem di daerah ini perjuangkan hingga Cudy menang dalam Pilgub 2020. Walaupun sekarang katanya itu bukan kerja partai tapi capaian pribadi beliau. Itu tidak masalah,” ucapnya.

Dia juga mengaku, tidak ingin mengkambinghitamkan kepemimpinan Rusdi Mastura, jika hingga kini apa yang diimpikannya melihat seluruh masyarakat Sulteng sejahtera, belum tewujud. Sehingga tekadnya maju Pilgub 2024 ini sudah bulat, dengan maksud mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Sulawesi Tengah.

“Ini tanggungjawab partai yang harus saya tuntaskan, dan sekarang saya rela meninggalkan segala kemewahan sebagai politisi nasional untuk kembali ke Sulawesi Tengah. Saya juga mengajak para tokoh-tokoh di Sulteng ini ayo berkompetisi, adu gagasan dan program biar masyarakat yang menilai,” sebut Mad Ali.(agg/mch)

Tinggalkan Komentar