PALU-Sebelum santer menjadi pemberitaan sebagai program yang bermasalah dan berujung pada tindak pidana perdagangan orang (TPPO), tidak banyak informasi yang beredar di kalangan civitas akademika Universitas Tadulako (Untad) terkait pengiriman mahasiswa ini ke Jerman.
Informasi pengiriman sekitar 30 mahasiswa Untad dari sejumlah fakultas ke Jerman baru menjadi buah bibir di kalangan civitas akademika setelah dilaksanakan acara penyambutan kepulangan mahasiswa yang dilaksanakan di ruang rektor pada 29 Februari 2024 lalu.
Saat itu, sejumlah peserta memberikan testimoni tentang pengalaman baik mereka bekerja di Jerman. Termasuk menyampaikan gaji mereka yang mencapai puluhan juta perbulan.
Para undangan yang merupakan jajaran pimpinan universitas dan fakultas pun memberikan penghargaan yang tinggi atas pencapaian mahasiswa memperoleh pengalaman bekerja di luar negeri. Kala itu, tidak terdengar cerita nestapa sebagaimana yang berkermbang saat ini pasca mengungkap kasus TPPO berkedok magang. Program terkesan ini menjadi kegiatan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Dr. Aiyen Tjoa.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Ir. Sagaf, MP, yang dikonfirmasi Radar Sulteng grup berita Kabar68, Minggu (31/03/2024) tidak menanyakan sesuai pertanyaan yang diajukan wartawan. Sagaf mengatakan, program tersebut tidak ada masalah, malahan mahasiswa magang yang berangkat ke Jerman senang.
“Tabe yang saya tahu mahasiswa FJ Universitas Tadulako, tidak ada masalah, malah mahasiswa FJ Untad merasa senang dan gembira, ketika mereka dalam kesempatan menyampaikan kesan setelah pulang di Untad,” tulis Sagaf dalam pesan Chatnya.
Terlepas dari itu, frienjob merupakan program kerjasama internasional di bawah kendali Wakil Rektor Bidang Kerjasama, namun diperoleh informasi dari sejumlah pihak di Untad yang menyayangkan karena kegiatan ini tidak dikoordinasikan dengan wakil rektor yang lain. Termasuk Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang mempunyai bidang tugas dalam pengembangan dan peningkatan prestasi mahasiswa.(mch)