Setelah Melihat Berbagai Kemunduran di Kampung Halamannya
PALU – Setelah lama fakum dari dunia politik, mantan Ketua DPRD Kabupaten Tojo Una-una, Syamsurijal Labatjo membulatkan tekad ikut ambil bagian dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Tojo Una-una, 2024 mendatang. Terjunnya kembali Syamsurijal ke arena politik, tak lepas dari peran guru agamanya, yang meminta dirinya “pulang” kembali untuk menjadi manfaat bagi orang lain.
Usai mendapatkan pesan dari sang guru, dia langsung meminta petunjuk dengan melakukan salat istikharah. “Jadi setelah itu saya bermimpi bertemu almarhum kakek saya H Muhammad Amin Lasawedi. Mimpi bertemu kakek saya ini sama pada saat saya ingin menjadi ketua DPRD. Mimpi ini mungkin pertanda baik dan petunjuk dari Allah SWT, untuk saya kembali lagi ke Ampana untuk mengabdikan diri sebagai abdi masyarakat,” kata Syamsurijal Labatjo saat menjadi narasumber di Podcast Kabar68, Senin (24/7) dalam diskusi bersama Pimpinan Umum Radar Sulteng, H Kamil Badrun AR SE MSi.
Sebagai host, Podcast Kabar68, Kamil Badrun mengenal sosok Syamsurijal sebagai salah satu politisi muda yang baru pertama kali ikut kompetisi calon legislatif dan berhasil terpilih lalu kemudian dipercayai menjadi ketua DPRD. “Dari rekam jejak yang ada, apa yang saat itu dipersembahkan untuk Kabupaten Tojo Una-una?,” tanya Kamil Badrun
Diakui, Syamsurijal saat dia menjabat sebagai ketua DPRD Kabupaten Tojo Una-una, sinergitas antara legeslatif dan eksekutif kata dia terjalin dengan baik. Salah satu program kerjasama yang terlaksana pada waktu itu kata dia pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat Kabupaten Tojo Una-una yang hampir tiap tahun dianggarkan.
“Dan program itu yang saya mau ulangi lagi. Pada saat itu seluruh masyarakat Kabupaten Tojo Una-una kita asuransikan, pada saat itu belum ada BPJS jadi dengan hanya bermodalkan KTP, masyarakat bisa berobat di rumah sakit. Jadi sebelum saya menyatakan ingin maju, orang pertama yang saya temui itu adalah pak Damsyik, karena saya ini termasuk murid politik beliau,” ujarnya.
Selain pada bidang kesehatan, Syamsulrijal juga telah menyusun pedoman kerangka kerja jika dipercayai sebagai nahkoda Kabupaten Tojo Una-una. Adapun program yang nantinya akan difokuskan di antaranya, program pendidikan gratis untuk tingkat SD dan SMP, pengembagan sektor pariwisata, dan melakukan pemetaan potensi pertanian dan perkebunan, menarik investor khsusnya bidang pertambangan dan memperbaiki infrastruktur.
Setelah mendegarkan langsung pemaparan rencana program, Kamil Badrun kemudian mencecar pertanyaan terkait tingkat kemiskinan yang terus melambung sejak dimekarkan menjadi kabupaten. Saat ini kata Kamil Badrun masih banyak masyarakat yang masuk dalam kategori miskin ekstrim yang berpenghasilan Rp500 ribu perbulan. Melihat kondisi itu, Kamil Badrun mempertanyakan apa sebenarnya yang terjadi di sana, sudah beberapa kali ganti kepemimpinan namun perubahan itu belum terwujud.
“Bagaimana bung Ijal melihat persoalan ini, apakah ada yang salah atau ada yang belum pas, ketika sudah dua bupati memimpin Tojo Una-una, 10 tahun pak Damsyik dan 10 tahun Bupati yang sekarang, tapi tingkat kemiskinan masih ada,” tanya Kamil Badrun.
Terkait permsalahan itu, Syamsurijal mengaku terpanggil untuk mengatasi angka kemiskinan kategori ekstrim terus meningkat. Dalam amatanya, Kabupaten Tojo Una-una ini adalah daerah yang kaya, baik itu dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata. Namun menurutnya pemerintah salah mengelolah, sebab katanya jika Touna dikelola dengan baik maka masyarakat akan mendapatkan manfaat dari pengelolaan potensi yang ada sehingg dapat meingkatkan taraf perekonomian.
“Jadi waktu periode saya Ketua DPRD bersama Bupati waktu itu pak Damsyik, apa yang kami lakukan, contoh bandara itu, susah payah kami upayakan Rp30 miliar lebih pada saat itu kami sering dibantu bapak Muhidin Said. Namun sekarang apa yang terjadi bandara yang dulunya ada wings air terbang 3 kali seminggu sekarang tinggal satu maskapai, berarti bukan kemajuan tapi kemunduran,” bebernya.
Lebih lanjut kata Syamsurijal, penyumbang PAD terbesar menurutnya adalah sektor pariwisata, namun dengan minimnya maskapai yang mau beroperasi di Bandara Tanjung Api Ampana sehingga mengurangi minat dari para wisatawan untuk berkunjung. Dalam wawancara tersebut, Syamsurijal juga banyak memamaparkan strategi-startegi bagaimana pengembangan dan tata kelola pemerintahan di Kabupaten Tojo Una-una. Selengkapnya bisa disaksikan dikanal Youtube Graha Kabar68. (win)