Hadir dalam Podcast Kabar68
PALU – Setelah lebih dari tiga puluh tahun mengabdikan diri sebagai aparatur sipil Negara (ASN), Masudin Radja MKes mencoba mengabdikan dirinya kembali kepada masyarakat. Kali ini lewat jalur politik, usai resmi purna tugas sebagai ASN.
Mantan Wakil Direktur Poltekkes Kemenkes ini, bukan sosok asing bagi mahasiswa maupun masyarakat, khususnya di Kabupaten Donggala, Sigi dan Kota Palu. Rabu (19/4) kemarin, Masudin berbagi ceritanya kepada H Kamil Badrun AR SE MSi dalam Podcast Kabar68, terkait pilihannya untuk terjun ke dunia politik.
Pria yang aktif dalam bidang peningkatan Sumber Daya Manusia, khususnya bidang kesehatan ini, sejak beberapa tahun yang lalu, kerap didorong oleh teman maupun masyarakat yang ditemuinya untuk mengabdi kepada masyarakat, lewat jalur politik.
Namun ketika itu, dirinya belum terpikir sama sekali. “Namun ketika istri saya sakit, saya sempat membicarakan kepada istri dan keluarga untuk istirahat dari ASN karena sudah 30 tahun mengabdi, dan ingin fokus merawat istri. Namun takdir berkehendak lain, istri saya sudah lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa,” ungkap Masudin.
Meski begitu keputusannya untuk istirahat dari jabatan yang diemban di Poltekes Kemenkes, tetap diambil. Di tengah waktunya mengistirahatkan diri dari hiruk pikuk pengabdian kepada Negara, Masudin mendapatkan tawaran langsung dari salah satu partai politik untuk masuk menjadi kader partai. “Saya tidak mengiyakan, karena saya pikir saya tidak punya chanel di partai. Tapi mereka sampaikan, bahwa saya banyak dikenal oleh masyarakat,” paparnya.
Nanti setelah komunikasi yang intens, dan lewat keponakannya yang lebih dulu berkecimpung di partai politik, yang menyampaikan bahwa namanya salah satu yang masuk dalam survey Calon Legislatif dari partai tersebut, maka Masudin memberanikan diri. Satu keinginannya ketika benar-benar diizinkan oleh Allah SWT mengabdi kepada masyarakat, bisa benar-benar menjadi jembatan masyarakat kepada pemerintah.
Kamil Badrun yang memandu jalannya Podcast pun, menyampaikan bahwa Masudin, sudah tergolong tokoh publik, yang memang masuk di segala lini sosial kemasyarakatan saat masih aktif sebagai ASN. Namun kata dia, ada satu catatan, bahwa menjadi legislator, bukan lah eksekutor seperti Kepala Daerah.
“Kemudian bagaimana anda menyikapi hal tersebut? Bahwa benar-benar apa yang anda suarakan ditindaklanjuti dan dieksekusi oleh pemerintah daerah,” tanya Kamil, yang juga merupakan teman sekolah dari Masudin.
Menjawab itu, Masudin mengatakan, bahwa ketika dahulu membawa sejumlah mahasiswa hingga ke pelosok desa, dirinya kerap pula diadukan sejumlah masalah di desa. Salah satunya kondisi jalan, yang ketika diperbaiki, tidak lama rusak kembali. “Melihat itu saya coba foto dan menginformasikan lewat media sosial. Dan ternyata itu ditanggapi pejabat terkait. Artinya apa?, bahwa pola komunikasi, bila disampaikan dengan tepat maka akan ditindaklanjuti, sesuai yang kita harapkan,” paparnya.
Dirinya pun menyampaikan, bahwa salah satu yang menjadi konsennya, adalah terkait pemerataan layanan kesehatan di desa. Para tenaga kesehatan akan didorong, berasal dari daerah tersebut, sehingga bila ada yang ditempatkan, tidak kemudian meminta pindah ke daerah asal.
“Ini sudah pernah saya sampaikan ke Pemerintah Daerah, salah satunya Pemkab Touna, ketika saya membawa mahasiswa saya sampaikan, dan ditindaklanjuti Pemdanya dengan menyekolahkan anak-anak dari desa itu ke sekolah-sekolah kesehatan, yang kemudian dipakai mengabdi kembali ke desanya,” tandas salah satu inisiator pendirian RS Madani Palu ini. (agg)